Webinar Langsung: Rahasia Membangun Roda Gila Pertumbuhan B2B2C yang Sukses
Simpan tempat Anda sekarang

Panggilan Penjualan Virtual

Panggilan penjualan virtual telah muncul sebagai alat yang penting bagi para profesional penjualan. Karena interaksi tatap muka telah bergeser ke platform digital, menguasai seni penjualan virtual menjadi sangat penting.  

Dengan memanfaatkan teknologi seperti panggilan video, perwakilan penjualan dapat berinteraksi dengan klien potensial, mendiskusikan penawaran produk atau layanan, dan menutup transaksi secara efektif dari mana saja di seluruh dunia. Pendekatan baru ini tidak hanya memperluas jangkauan tim penjualan tetapi juga menyederhanakan proses penjualan, sehingga lebih efisien dan mudah beradaptasi dengan kebutuhan konsumen modern.

Apa yang dimaksud dengan panggilan penjualan virtual?

Panggilan penjualan virtual adalah percakapan penjualan yang dilakukan melalui platform digital, seperti panggilan video, daripada pertemuan langsung. Metode ini memungkinkan tenaga penjualan profesional untuk terhubung dengan prospek secara real time, mengatasi hambatan geografis dan meningkatkan fleksibilitas siklus penjualan. Dengan memanfaatkan pertemuan virtual, tim penjualan dapat mempertahankan tingkat keterlibatan dan interaksi pribadi yang tinggi tanpa perlu hadir secara fisik.

Tingkatkan Performa Penjualan hingga 94% dengan Perangkat Lunak Manajemen Komisi Gamified Kami  

Apa saja kiat-kiat untuk melakukan panggilan penjualan virtual?

Untuk memastikan panggilan penjualan virtual yang sukses, pertimbangkan kiat-kiat berikut ini:

  • Persiapkan dengan matang: Sama seperti pertemuan langsung, panggilan penjualan virtual membutuhkan persiapan. Kenali produk atau layanan Anda luar-dalam dan pahami poin-poin penting yang menjadi masalah bagi prospek Anda.
  • Siapkan lingkungan Anda: Pastikan lingkungan Anda profesional dan bebas gangguan. Gunakan lampu cincin untuk meningkatkan kualitas video Anda dan pastikan wajah Anda diterangi dengan baik dan terlihat jelas.
  • Kuasai teknologinya: Biasakan diri Anda dengan platform panggilan video yang Anda gunakan. Pastikan koneksi internet Anda stabil dan uji peralatan audio dan video Anda sebelumnya.
  • Bahasa tubuh: Meskipun secara virtual, menjaga bahasa tubuh yang baik sangatlah penting. Duduklah dengan tegak, lakukan kontak mata melalui kamera, dan gunakan gerakan tangan untuk menegaskan suatu poin, seperti yang Anda lakukan dalam pertemuan penjualan tatap muka.
  • Terlibat dan dengarkan: Terlibatlah secara aktif dengan prospek Anda dengan mengajukan pertanyaan dan mendengarkan tanggapan mereka. Memahami kebutuhan dan masalah mereka akan membantu Anda menyesuaikan presentasi Anda secara efektif.
  • Gunakan alat bantu visual: Tingkatkan presentasi penjualan Anda dengan slide, demo, atau studi kasus untuk mengilustrasikan poin-poin Anda dengan jelas dan membuat prospek tetap terlibat.
  • Ikuti proses penjualan yang terstruktur: Jaga agar percakapan tetap terstruktur, arahkan prospek melalui proses penjualan mulai dari perkenalan hingga penutupan kesepakatan. Jelaskan dengan jelas langkah-langkah siklus penjualan dan pastikan semua pertanyaan terjawab.
  • Tutup dengan penuh percaya diri: Akhiri panggilan telepon Anda dengan meringkas poin-poin penting, mengatasi masalah yang ada, dan menguraikan langkah selanjutnya. Perjelas bagaimana Anda akan menindaklanjuti dan apa yang dapat diharapkan oleh prospek ke depannya.

Apa saja tantangan dalam panggilan penjualan virtual?

Panggilan penjualan virtual menghadirkan tantangan yang unik dibandingkan dengan pertemuan penjualan tradisional yang dilakukan secara langsung. Berikut adalah beberapa kesulitan utama:

  • Masalah teknis: Koneksi internet yang tidak stabil, peralatan video atau audio yang tidak berfungsi, dan ketidaktahuan tentang platform pertemuan virtual dapat mengganggu jalannya panggilan penjualan, yang berpotensi menyebabkan hilangnya peluang.
  • Kurangnya interaksi pribadi: Pertemuan virtual tidak memiliki sentuhan pribadi dan kesegeraan interaksi penjualan tatap muka, sehingga lebih sulit untuk membangun hubungan baik dan kepercayaan dengan prospek.
  • Menafsirkan bahasa tubuh: Membaca isyarat non-verbal melalui panggilan video bisa menjadi tantangan tersendiri. Gerakan halus dan ekspresi wajah yang jelas secara langsung dapat terlewatkan atau disalahartikan secara virtual.
  • Gangguan: Baik penjual maupun prospek mungkin menghadapi gangguan di lingkungan mereka masing-masing, yang menyebabkan percakapan penjualan menjadi kurang fokus dan efektif.
  • Keterlibatan: Menjaga keterlibatan prospek bisa jadi lebih sulit saat melakukan panggilan virtual. Tanpa dinamika kehadiran fisik, mempertahankan perhatian dan minat membutuhkan upaya dan kreativitas tambahan.
  • Proses penjualan yang kompleks: Menjelaskan produk atau layanan yang rumit bisa jadi lebih menantang tanpa kemampuan untuk mendemonstrasikan secara langsung atau berinteraksi langsung dengan produk.

Apa saja praktik terbaik panggilan penjualan virtual?

Untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan panggilan penjualan virtual yang sukses, ikuti praktik terbaik berikut:

  • Optimalkan lingkungan Anda: Gunakan lampu cincin untuk memastikan wajah Anda mendapatkan pencahayaan yang baik, dan pilihlah latar belakang yang tenang dan profesional untuk meminimalkan gangguan. Pastikan kamera Anda sejajar dengan mata untuk mensimulasikan kontak mata tatap muka.
  • Kuasai teknologinya: Biasakan diri Anda dengan platform panggilan video yang Anda gunakan. Uji peralatan dan koneksi internet Anda terlebih dahulu untuk menghindari gangguan teknis.
  • Persiapan adalah kuncinya: Teliti prospek Anda secara menyeluruh, pahami masalah mereka, dan siapkan presentasi penjualan Anda. Siapkan semua materi yang diperlukan, seperti studi kasus dan demo produk, untuk dibagikan.
  • Bahasa tubuh yang efektif: Pertahankan postur tubuh yang baik, lakukan kontak mata dengan melihat ke arah kamera, dan gunakan gerakan tangan untuk menekankan suatu hal. Bahasa tubuh Anda harus menyampaikan rasa percaya diri dan profesionalisme.
  • Terlibat secara aktif: Ajukan pertanyaan dan dengarkan dengan seksama tanggapan prospek Anda. Sesuaikan percakapan Anda untuk memenuhi kebutuhan dan masalah spesifik mereka, tunjukkan bagaimana produk atau layanan Anda dapat menyelesaikan masalah mereka.
  • Gunakan alat bantu visual: Bagikan layar Anda untuk menampilkan slide, demo, atau studi kasus yang mengilustrasikan poin-poin Anda dengan jelas. Alat bantu visual dapat membuat prospek tetap terlibat dan membuat informasi yang kompleks menjadi lebih mudah dicerna.
  • Proses penjualan yang terstruktur: Ikuti proses penjualan yang jelas dan terstruktur. Pandu prospek melalui setiap tahap siklus penjualan, mulai dari perkenalan hingga menutup kesepakatan, memastikan bahwa semua pertanyaan mereka terjawab.
  • Berlatih empati dan kesabaran: Penjualan virtual membutuhkan tingkat empati dan kesabaran yang lebih tinggi. Perhatikan tantangan yang mungkin dihadapi prospek dan sesuaikan pendekatan Anda.
  • Tutup dengan penuh percaya diri: Rangkum poin-poin penting yang telah didiskusikan, atasi masalah yang masih ada, dan uraikan langkah selanjutnya dengan jelas. Pastikan prospek mengetahui apa yang diharapkan setelah panggilan telepon dan segera menindaklanjutinya.

Apa saja cara untuk menutup lebih banyak penjualan virtual?

Untuk menutup lebih banyak penjualan virtual, pertimbangkan strategi berikut:

  • Bangun hubungan yang kuat: Fokuslah untuk membangun kepercayaan dan hubungan baik dengan prospek Anda melalui komunikasi yang konsisten dan personal.
  • Soroti nilai: Sampaikan dengan jelas nilai produk atau layanan Anda, tunjukkan bagaimana produk atau layanan Anda memecahkan masalah prospek dengan contoh konkret dan studi kasus.
  • Gunakan urgensi dan kelangkaan: Ciptakan rasa urgensi atau kelangkaan dengan menyoroti penawaran dalam waktu terbatas atau penawaran eksklusif untuk mendorong prospek bertindak cepat.
  • Tindak lanjut yang efektif: Setelah panggilan virtual awal, tindak lanjuti segera dengan informasi tambahan, jawaban atas pertanyaan yang belum terjawab, dan jalur yang jelas ke depannya.
  • Mengatasi keberatan: Bersiaplah untuk menangani keberatan dengan percaya diri. Gunakan data, testimoni, dan studi kasus untuk mengatasi kekhawatiran dan memperkuat manfaat produk atau layanan Anda.
  • Manfaatkan bukti sosial: Bagikan kisah sukses, testimoni pelanggan, dan studi kasus yang menunjukkan bagaimana orang lain mendapatkan manfaat dari penawaran Anda.
  • Optimalkan bahasa tubuh: Bahkan dalam suasana virtual, bahasa tubuh yang efektif dapat membuat perbedaan. Pastikan Anda tampak percaya diri dan terlibat selama panggilan berlangsung.

Apa saja contoh panggilan penjualan virtual?

Contoh-contoh panggilan penjualan virtual:

  • Demonstrasi produk: Perwakilan penjualan menggunakan panggilan video untuk memberikan demonstrasi komprehensif tentang produk atau layanan mereka kepada calon pelanggan.

    Melalui kemampuan berbagi layar, mereka menampilkan fitur, fungsionalitas, dan manfaat dari penawaran secara real time. Presentasi interaktif ini memungkinkan prospek untuk mengajukan pertanyaan, menerima jawaban langsung, dan mendapatkan pemahaman yang jelas tentang bagaimana produk atau layanan dapat memenuhi kebutuhan dan titik masalah mereka.

    Demonstrasi produk yang dilakukan secara virtual memungkinkan tim penjualan untuk berinteraksi dengan audiens yang lebih luas tanpa batasan geografis, memberikan pengalaman yang dipersonalisasi dan imersif bagi calon pelanggan.
  • Pertemuan penjualan konsultatif: Pertemuan penjualan konsultatif virtual melibatkan diskusi mendalam antara tenaga penjualan profesional dan prospek untuk mengungkap masalah, tantangan, dan tujuan.
    Melalui alat konferensi video, perwakilan penjualan secara aktif mendengarkan kekhawatiran prospek, mengajukan pertanyaan yang menyelidik, dan mengumpulkan wawasan berharga tentang kebutuhan spesifik mereka.

    Dengan memahami kebutuhan unik setiap prospek, tenaga penjualan profesional dapat menawarkan solusi dan rekomendasi yang disesuaikan untuk mengatasi masalah mereka secara efektif.

    Diskusi konsultatif ini menumbuhkan kepercayaan dan kredibilitas, memposisikan tenaga penjual sebagai penasihat tepercaya dan bukan sekadar vendor, yang pada akhirnya meningkatkan kemungkinan untuk menutup kesepakatan.
  • Presentasi penjualan: Dengan menggunakan platform konferensi video, tim penjualan memberikan presentasi yang dinamis dan menarik untuk mengedukasi prospek tentang produk atau layanan mereka dan proposisi nilainya.

    Presentasi penjualan virtual ini biasanya mencakup slide, video, demonstrasi, dan studi kasus untuk mengilustrasikan poin-poin penting dan manfaat. Tenaga penjualan profesional mengartikulasikan nilai jual unik dari penawaran mereka, menyoroti bagaimana penawaran tersebut mengatasi masalah dan tantangan yang dihadapi oleh prospek.

    Melalui diskusi interaktif dan alat bantu visual, presentasi penjualan virtual secara efektif mengkomunikasikan proposisi nilai produk atau layanan, menarik perhatian prospek dan membangkitkan minat untuk melanjutkan proses penjualan.
  • Sesi negosiasi: Sesi negosiasi virtual memungkinkan tenaga penjualan untuk terlibat dalam diskusi dengan prospek untuk mengatasi keberatan, menegosiasikan persyaratan, dan menyelesaikan perjanjian dari jarak jauh. Melalui panggilan video, perwakilan penjualan dapat secara efektif menavigasi keberatan yang diajukan oleh prospek, memanfaatkan teknik persuasif dan memberikan informasi yang relevan untuk mengatasi kekhawatiran.

    Sesi negosiasi yang dilakukan secara virtual menawarkan fleksibilitas bagi kedua belah pihak untuk berpartisipasi dari lokasi mana pun, merampingkan proses negosiasi dan mempercepat pengambilan keputusan. Dengan menjaga komunikasi yang jelas dan secara aktif menjawab kebutuhan dan prioritas prospek, tenaga penjualan profesional dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan menutup transaksi dengan sukses.
  • Panggilan tindak lanjut: Setelah interaksi awal dengan prospek, perwakilan penjualan melakukan panggilan tindak lanjut secara virtual untuk memberikan informasi tambahan, mengatasi masalah yang tersisa, dan memandu prospek melalui langkah selanjutnya dalam proses penjualan.

Survei denyut nadi karyawan:

Ini adalah survei singkat yang dapat dikirim secara berkala untuk mengetahui pendapat karyawan Anda tentang suatu masalah dengan cepat. Survei ini terdiri dari lebih sedikit pertanyaan (tidak lebih dari 10) untuk mendapatkan informasi dengan cepat. Survei ini dapat diberikan secara berkala (bulanan/mingguan/triwulanan).

Pertemuan empat mata:

Mengadakan pertemuan berkala selama satu jam untuk mengobrol secara informal dengan setiap anggota tim adalah cara terbaik untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka. Karena ini adalah percakapan yang aman dan pribadi, ini membantu Anda mendapatkan detail yang lebih baik tentang suatu masalah.

eNPS:

eNPS (skor Net Promoter karyawan) adalah salah satu cara yang paling sederhana namun efektif untuk menilai pendapat karyawan tentang perusahaan Anda. Ini mencakup satu pertanyaan menarik yang mengukur loyalitas. Contoh pertanyaan eNPS antara lain: Seberapa besar kemungkinan Anda akan merekomendasikan perusahaan kami kepada orang lain? Karyawan menjawab survei eNPS dengan skala 1-10, di mana 10 menunjukkan bahwa mereka 'sangat mungkin' merekomendasikan perusahaan dan 1 menunjukkan bahwa mereka 'sangat tidak mungkin' merekomendasikannya.

Berdasarkan jawaban yang diberikan, karyawan dapat ditempatkan dalam tiga kategori yang berbeda:

  • Promotor
    Karyawan yang memberikan tanggapan positif atau setuju.
  • Pengkritik
    Karyawan yang bereaksi negatif atau tidak setuju.
  • Pasif
    Karyawan yang bersikap netral dalam memberikan tanggapan.

Bagaimana panggilan penjualan virtual dilakukan?

Panggilan penjualan virtual dilakukan dengan menggunakan platform digital, seperti perangkat lunak panggilan video, untuk berinteraksi dengan klien potensial secara real time. Berikut ini adalah garis besar langkah demi langkah dari proses tersebut:

  • Persiapan: Sebelum menelepon, lakukan riset tentang prospek untuk memahami kebutuhan dan masalah mereka. Persiapkan presentasi penjualan Anda dan kumpulkan materi yang relevan, seperti studi kasus dan demo produk.
  • Penyiapan teknis: Pastikan koneksi internet Anda stabil dan peralatan Anda (kamera, mikrofon, lampu dering) berfungsi dengan baik. Siapkan di lingkungan yang tenang dan bebas gangguan dengan pencahayaan yang baik.
  • Memulai panggilan: Mulai panggilan virtual tepat waktu. Sapa prospek dengan hangat dan pastikan mereka dapat melihat dan mendengar Anda dengan jelas.
  • Membangun hubungan baik: Luangkan waktu beberapa menit untuk berbasa-basi untuk membangun hubungan baik, seperti yang Anda lakukan saat bertemu dengan orang lain. Hal ini membantu menciptakan lingkungan yang nyaman dan saling percaya.
  • Percakapan penjualan: Pandu percakapan dengan mengajukan pertanyaan untuk mengungkap poin-poin penting bagi prospek. Gunakan alat bantu visual dan berbagi layar untuk mempresentasikan produk atau layanan Anda secara efektif.
  • Bahasa tubuh: Pertahankan bahasa tubuh yang baik selama panggilan berlangsung. Lakukan kontak mata dengan melihat ke arah kamera, duduk tegak, dan gunakan gerakan tangan untuk menekankan suatu hal.
  • Mengatasi masalah: Dengarkan secara aktif kekhawatiran prospek dan atasi dengan informasi yang relevan dan studi kasus yang menunjukkan bagaimana produk atau layanan Anda dapat menyelesaikan masalah mereka.
  • Menutup kesepakatan: Rangkum poin-poin penting yang telah didiskusikan, jelaskan langkah selanjutnya, dan nyatakan dengan jelas bagaimana prospek dapat melanjutkan pembelian. Tindak lanjuti dengan email konfirmasi dan informasi tambahan yang diperlukan.

Bagaimana cara membuat strategi penjualan virtual yang unggul?

Menciptakan strategi penjualan virtual yang unggul melibatkan beberapa komponen utama:

  • Pahami pasar Anda: Lakukan riset pasar secara menyeluruh untuk memahami kebutuhan, preferensi, dan masalah target audiens Anda.
  • Memanfaatkan teknologi: Gunakan platform panggilan video yang andal dan berinvestasilah pada peralatan berkualitas baik, seperti lampu cincin, untuk memastikan pertemuan virtual yang profesional.
  • Personalisasikan pendekatan: Sesuaikan presentasi penjualan Anda untuk mengatasi masalah spesifik dari setiap prospek. Gunakan konten yang dipersonalisasi dan studi kasus untuk menunjukkan nilai produk atau layanan Anda.
  • Latih tim Anda: Pastikan tim penjualan Anda berpengalaman dalam teknik penjualan virtual, termasuk menggunakan bahasa tubuh secara efektif dan menguasai teknologi yang terlibat.
  • Terlibat dengan konten: Gunakan konten yang menarik seperti video, infografis, dan demo interaktif selama panggilan penjualan untuk membuat prospek tetap tertarik dan menyampaikan informasi dengan jelas.
  • Ikuti proses penjualan yang terstruktur: Terapkan proses penjualan yang jelas yang memandu prospek melalui setiap tahap siklus penjualan, mulai dari kontak awal hingga menutup kesepakatan.

Apa saja praktik-praktik terbaik dalam panggilan penjualan?

Panggilan penjualan yang efektif adalah landasan dari proses penjualan. Berikut adalah beberapa praktik terbaik panggilan penjualan untuk mengubah percakapan menjadi konversi:

1. Persiapan adalah kuncinya:

  • Teliti dan pahami prospek Anda: Sebelum menelepon, teliti perusahaan, industri, dan berita terbaru dari prospek Anda. Pahami tantangan, tujuan, dan proses pengambilan keputusan mereka.
  • Tentukan tujuan dan agenda panggilan: Tetapkan tujuan yang jelas untuk panggilan tersebut. Apa yang ingin Anda capai? Kembangkan agenda yang menguraikan poin-poin pembicaraan utama dan topik diskusi untuk memandu percakapan.
  • Latihlah presentasi Anda dan antisipasi keberatan: Latihlah proposisi nilai dan presentasi penjualan Anda sebelumnya. Antisipasi potensi keberatan dan siapkan tanggapan yang jelas dan ringkas untuk mengatasinya secara efektif.

2. Membangun hubungan baik dan membangun nilai:

  • Perkenalan yang percaya diri dan profesional: Mulailah panggilan telepon dengan perkenalan yang percaya diri dan profesional. Gunakan nada yang ramah dan jalin hubungan baik dengan prospek.
  • Mendengarkan secara aktif dan pertanyaan terbuka: Berlatihlah untuk mendengarkan secara aktif selama panggilan berlangsung. Ajukan pertanyaan terbuka untuk memahami kebutuhan, tantangan, dan solusi prospek saat ini.
  • Fokus pada proposisi nilai, bukan fitur: Jangan hanya mencantumkan fitur produk. Soroti bagaimana produk atau layanan Anda memecahkan masalah spesifik prospek dan memberikan nilai bagi bisnis mereka.

3. Komunikasi dan presentasi yang efektif:

  • Komunikasi yang jelas, ringkas, dan disesuaikan: Berkomunikasi dengan jelas dan ringkas, hindari jargon teknis. Sesuaikan pesan Anda dengan tingkat pemahaman dan minat prospek.
  • Cerita dan studi kasus yang menarik: Gunakan cerita dan studi kasus yang relevan untuk menunjukkan bagaimana solusi Anda telah memberikan manfaat bagi bisnis serupa. Buatlah proposisi nilai yang dapat dihubungkan dan berdampak.
  • Fokus pada manfaat, bukan fitur: Meskipun fitur itu penting, tekankan manfaat yang ditawarkan produk atau layanan Anda dan bagaimana produk atau layanan tersebut dapat memperbaiki situasi prospek.

4. Memandu panggilan dan langkah selanjutnya:

  • Bertransisi dengan lancar sepanjang panggilan: Bertransisi dengan lancar di antara berbagai bagian panggilan, memastikan alur percakapan yang logis.
  • Tangani keberatan dengan anggun: Ketika keberatan muncul, dengarkan dengan penuh perhatian dan tangani dengan tenang dan profesional. Tawarkan solusi dan soroti bagaimana produk Anda mengatasi tantangan tersebut.
  • Ajakan bertindak dan langkah selanjutnya yang jelas: Sebelum mengakhiri panggilan, tentukan langkah selanjutnya dengan jelas. Ini bisa berupa email tindak lanjut, proposal, atau penjadwalan demo.

5. Kiat-kiat tambahan untuk sukses:

  • Bersikaplah antusias dan positif: Pertahankan sikap positif dan antusias selama menelepon. Energi Anda menular dan dapat memengaruhi persepsi prospek.
  • Perhatikan bahasa tubuh Anda (untuk panggilan telepon, nada suara): Untuk panggilan tatap muka, tunjukkan bahasa tubuh yang percaya diri dengan postur tubuh dan kontak mata yang baik. Untuk panggilan telepon, gunakan nada suara yang ramah dan profesional.
  • Hargai waktu prospek: Patuhi durasi panggilan yang telah dijadwalkan. Hargai waktu prospek dan hindari menelepon lagi kecuali jika benar-benar diperlukan.
  • Tindak lanjuti dengan segera setelah panggilan telepon: Kirimkan email tindak lanjut setelah panggilan telepon dan ucapkan terima kasih atas waktu yang telah diberikan oleh prospek dan ulangi poin-poin penting yang telah didiskusikan.

Blog Serupa

Tautan Cepat

Solusi perangkat lunak
Kartu hadiah
Artikel Teratas
Daftar Istilah
Kalkulator